Kamis, 27 Januari 2011

Renungan hari ini... ^^


Tuhan sungguh ajaib! Bukan karena di mana saja manusia boleh mengalami berbagai mukjizat, melainkan karena karya-Nya tak terduga dan karena Ia senantiasa tenang. Coba memperhatikan manusia yang terus gelisah, cemas, khawatir, memikirkan macam-macam hal, namun tetap resah saja. Dan renungkanlah tenangnya Tuhan! Di tengah badai pun Ia bisa tidur tanpa terganggu, padahal manusia kehilangan akal dan panik.

Injil hari ini (Mrk 4:26-34) menggambarkan Allah dan Kerajaan-Nya secara menarik. "Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu bertunas dan tumbuh... Bagaimana terjadinya, tidak diketahui orang itu." Memang, bagaimana benih yang biasanya begitu kecil dan keras sehingga bisa saja dipandang sebagai benda mati, setelah ditaburkan, bisa tumbuh menjadi sebuah pohon yang besar? Benih yang tampak mati ternyata mengandung kehidupan yang mengagumkan!

Kerajaan Allah memang milik Allah. Manusia tidak bisa menegakkannya, dan tak bisa juga membinasakannya. Manusia hanya bisa melakukan satu hal saja, yaitu menundanya. Musa yang hidup tiga belas abad sebelum Yesus lahir sudah menyadarinya. Ia begitu yakin bahwa Allah akan mengalahkan firaun yang menyengsarakan bangsanya. Katanya, "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan... Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja!" (Kel 14:13+). Nabi Yesaya pun berkata, "Dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu" (Yes 30:15).

Melalui perumpamaan hari ini, Yesus mengajak para pengikut-Nya untuk selalu tenang. Jangan mereka serupa dengan orang-orang jahat yang mirip "laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang" (Yes 57:20). Sebab segala sesuatu yang menimbulkan kepanikan, ketakutan yang mematikan, kecemasan berlebih-lebihan, pasti berasal dari si musuh. Ini tanda-tanda ketidakpercayaan pada Tuhan yang menyebabkan manusia akhirnya sungguh binasa. Pengikut Yesus perlu ingat selalu bahwa kematian Yesus di salib, saat seluruh alam semesta menyaksikan puncak kejahatan manusia, bukan akhir segalanya. Sebab tiga hari sesudahnya, pagi-pagi, Yesus - benih yang mati itu, bangkit dari kubur dengan mulia.

Mengapa? Sebab sejarah adalah milik Tuhan. Dialah yang menabur benih kehidupan dan Kerajaan-Nya. Dialah yang menumbuhkan. Dia pula menjamin bahwa benih itu akan berbuah. Bangsa-bangsa bergolak dan berontak melawan Tuhan, namun Dia tertawa "di atas", di surga. Iblis bersama dengan semua orang yang mendukungnya tidak sadar bahwa perbuatan jahat pun dimanfaatkan oleh Tuhan agar Kerajaan-Nya semakin meluas dan mantap. Manusia hendaknya menginsafinya, dan menghadapi segala sesuatu dengan tenang. Manusia boleh saja berusaha, namun kalau kurang berhasil ataupun malah gagal, ia harus tetap tenang. Sebab yang menaburkan kebaikan akan memanen kebaikan juga.

* * * * *

Santa Maria, bunda kami yang tercinta, doamu senantiasa kami harapkan. Kami begitu sering panik menghadapi kehidupan yang tidak menentu ini. Tolonglah, supaya kami dapat menjadi lebih tenang, setenang Yesus, putramu. Sebab kami ingin mengandalkan-Nya saat ini, besok, dan sepanjang masa. Amin.
Ave Maria, bunda penuh ketenangan!