Kamis, 02 Desember 2010

Saat ....memberi dan menerima

Saat ....memberi dan menerima

Saat engkau meneguhkan hati sahabatmu yang berada dalam ketakutan,sebenarnya engkau pun sedang menerima ketakutannya.

Saat ketakutannyaengkau terima, saat itulah juga, engkau mengganti ketakutannya dengankeberanianmu.

Saat isterimu mengandung anakmu, isterimu memberi makan janin itu lewattali pusar dalam rahimnya; selama dalam kandungannya itulah, sebagaisuami isteri, kalian sebenarnya menerima seorang manusia yang sudahpasrah total untuk diperlakukan apapun juga: mau serius dicintai,dirawat ataupun tidak! Itulah caranya seorang bayi dalam kandunganibunya mencintai ibu dan ayahnya, bukan dengan memberi tapi menerimaapapun perlakuan orang tuanya.

Saat engkau memberikan uang belanja kepada isterimu, saat itu jugalahengkau sebenarnya menerima kerendahan hati isterimu untuk diberi nafkahhidup.

Saat engkau merawat suami, isteri dan anak-anakmu yang sedang sakit,saat itulah juga engkau belajar menerima keterbatasan kesehatan mereka,sehingga engkaupun belajar kerepotan agar hidup tetap berlangsung.

Saat engkau marah kepada anak-anakmu, saat itu juga engkau menerimatelinga anak-anakmu untuk mendengarkan kata-katamu dengan penuhkesabaran, walaupun menyakitkan sekalipun.

Saat engkau marah kepada pasangan hidupmu, dan karena itu dia diam,saat itu jugalah engkau menerima kesediaannya menerima kata-kata kasar,mungkin pedas, dan menyakitkan, sampai pasanganmu tidak sanggup untukmembalasnya.

Saat engkau dendam kepada orang serumah, sampai engkau tidak mauberbicara dengan mereka; saat-saat itulah engkau sebenarnya menerimakegelisahan mereka karena merasa tidak lagi dipercaya!

Saat engkau mengampuni pasangan hidupmu dan anak-anakmu setelah konflikakibat berbagai macam masalah, saat itu jugalah engkau menerimakegembiraan mereka karena masih dipercaya walaupun telah berbuat salah!

Saat engkau percaya pada saudaramu, bahkan menaruh harapan bahwasaudaramu dapat berkembang meski dia itu rapuh; saat itulah sebenarnyaengkau menerima kerapuhannya menjadi milikmu, dan engkau memberikanharapanmu sehingga berkobar dalam hatinya!

Saat engkau memberi harapan kepada saudaramu, saat itu jugalah engkaumelepaskan kacamata hitammu yang lama dan engkau mengganti dengan"kacamata baru" dari saudaramu. Saat itu jugalah engkau mengawali usahauntuk mengampuninya.

Saat Tuhan mengampunimu, saat itu jugalah engkau menerima kehendakbebas dari-Nya agar engkau merasa sungguh dipercaya untuk menentukankeputusanmu demi kepentingan- Nya, yakni kepentingan untuk mengasihisesama seperti Ia mengasihi.

Saat engkau diampuni oleh Tuhan, saat itu pulalah dengan tulus, Tuhanmenerima akibat dosa kita, agar hati kita ditukar dengan hati-Nya.Karena itu semoga hati kita tidak hanya menjadi seperti Hati Kristusyang mahakudus, melainkan akan "menjadi hati-Nya"!

Saat Kristus menjadi "jantung hati"-mu, saat itu jugalah Kristus menempatkan dirimu pada "Jantung Hati-Nya"