Minggu, 26 Desember 2010

MAGNIFICAT = JIWAKU MEMULIAKAN TUHAN

MAGNIFICAT = JIWAKU MEMULIAKAN TUHAN (Luk 1:46-56)

Nyanyian punjian yang dikidungkan Maria, bunda Yesus sesudah bertemu dengan Elisabet, dikenal di seluruh dunia dengan kata pertamanya dalam bahasa Latin: Magnificat. Banyak orang suka membacanya, bahkan menjadikannya doa setiap hari. Apa yang paling utama dan sekaligus ...paling menarik dalam nyanyian pujian ini? Isinya berupa narasi tentang Allah! Cobalah memperhatikannya!

Hanya pada awalnya, dalam 3 ayat, Maria bicara tentang dirinya sendiri. Ia bersukacita, ia merasa diperhatikan oleh Allah justru karena ia rendah. Ia yakin akan disebut berbahagia oleh segala generasi. Ia sadar bahwa Allah melakukan hal besar kepadanya. Namun, sesudahnya, Maria terus berbicara tentang Allah. Mari kita memperhatikannya dengan saksama...

[a] Rahmat Allah turun-temurun atas orang yang takut akan Dia;
[b] Allah memperlihatkan kuasa-Nya (dengan mendatangkan Putra-Nya ke bumi);
[c] Allah mencerai-beraikan orang yang sombong;
[d] Allah melimpahkan yang baik kepada orang lapar;
[e] Allah menyuruh orang kaya pergi tanpa menerima apa-apa;
[f] Allah menolong Israel, karena mengingat rahmat-Nya (=perjanjian-Nya);

Inilah nyanyian pujian sejati. Betapa Maria pandai menyusun kata-kata untuk memuji-muji Allah. Yang menyolok dalam doa ini ialah pernyataan bahwa Allah itu paling sayang kepada orang yang tertindas, yang rendah kedudukannya, yang perlu ditolong sebab tidak pernah ditolong pemerintah atau para konglomerat. Allah memang sabar. Ia menunggu manusia bertobat. Tetapi, suatu hari semuanya akan terbalik. Yang kaya tidak akan mendapat apa-apa. Yang miskin akan dipeluk oleh Dia yang Maharahim. Yang rendah akan ditinggikan, yang congkah hatinya akan direndahkan.

Natal adalah kegenapan doa Maria. Putra Allah yang paling mulia, justru karena mau lahir dari gadis kampung dan dalam keadaan tidak punya, kelak akan ditinggikan atas segala-galanya. Mereka yang akan menertawakan-Nya kelak sebagai manusia tak berdaya di salib, akan merasa terpukul oleh kejahatannya sendiri pada saat mereka akan menyaksikan Putra Manusia datang sebagai Hakim akhir zaman. Yang kecil adalah yang besar! Yang besar di mata dunia tak berarti di mata Tuhan.

Bunda Maria, terima kasih atas nyanyian pujianmu! Ajarkanlah kami berdoa kepada Allah dengan cara yang terbaik. Ave Maria! Ave gratia plena! Ave, o Immaculata (tak bernoda)!